Tittle: You are my first love,
Yerin-ssi.
Cast: Kim Yugyeom GOT7 and Baek Yerin
15&
Other cast: Mark GOT7, Bambam GOT7, Jimin
15& and Baek Ahyeon.
Genre: Romance and Comedy
Author:
chwaeyoungjae
Yerin POV
Pagi ini adalah hari pertamaku
bersekolah di Korea, aku harap teman-temannya sebaik di Amerika dulu. Rasanya
takut dan gugup, tapi bisa tidak aku memperkenalkan diri dengan baik?
“Pagi anak-anak,” sapa guru Bahasa.
“Pagii,” balas murid-murid dan mereka
terkejut saat melihatku berada disisi guru Bahasa mereka. Rasanya ingin kabur,
melihat mata mereka. Kemudian mereka mulai berbisik tentangku satu sama lain.
“Kalian kedatangan murid baru dari
Amerika, perkenalkan dirimu,” guru Bahasa-pun mempersilakanku untuk memperkenalkan diri.
“Annyeonghaseyo, Baek Yerin imnida.
Aku pindah dari Amerika karena Ayahku harus bekerja di Korea selama 5 tahun
lamanya, mohon maaf jika bahasa Korea-ku belum begitu fasih seperti kalian. Aku
baru belajar bahasa Korea selama 3 bulan, mohon bantuannya teman-teman!” akupun
membungkuk-kan badan dan tersenyum. Aku lega, aku bisa memperkenalkan diri
dengan baik dan melawan rasa gugup juga takut.
“Yeppeo,” puji teman-teman.
BRUG!
“Mianhae, seonsaeng-nim. Aku terlambat
lagi,” tiba-tiba saja ada seorang namja berbadan besar yang membuatku terkejut
akan kedatangannya.
“Aigoo, Kim Yugyeom!” guru Bahasa-pun
menggelengkan kepalanya. “Sebagai hukumannya, Ibu minta kamu untuk mengajarkan
Baek Yerin bahasa Korea!” lanjut guru Bahasa sambil menunjuk kearahku.
“Nugu?” tanya namja terlambat itu.
“Annyeong, Baek Yerin imnida. Aku dari
Amerika, mohon bantuannya!” aku membungkuk-kan badan lagi.
“Araseo, araseo. Jangan formal begitu,
hahaha,” tawanya.
“Nde, kalian berdua duduk dibelakang,”
perintah guru Bahasa.
“Aku memang duduk dibelakang,
seonsaeng-nim,” lalu namja terlambat itu berjalan menuju bangku yang dimaksud
guru Bahasa, aku mengikutinya dari belakang. Wah, begitu besar badannya, sampai
pemandangan didepanku terhalangi oleh badannya.
“Kau mau dimana? Dekat tembok apa
tidak?” tawarnya.
“Eh? Di…Disini saja,” jawabku sambil
tersenyum, tapi dia hanya membalas senyuman kaku. Lalu Yugyeom duduk didekat
tembok.
Selama belajar aku tak bisa fokus
belajar karena dengkurannya. Siapa sih nama namja ini? Aku menatapnya yang
sedang tidur. Tapi dilihat-lihat dia sangat lucu saat tidur. Aih! Baek Yerin
kau mengatakan apa?
“Ngg” bangunnya.
“Tidurmu nyenyak?” tanyaku.
“Ngg, ya, lumayan. Apa ada tugas?”
tanyanya balik.
“Tidak, hihi. Tapi kamu harus
mengajarkanku bahasa Korea,” jawabku.
“Ahh, itu gampang” jawabnya enteng
lalu ia mengambil earphone miliknya
dan memutar lagu dari handphone
miliknya.
“Mm, mian. Namamu siapa?” tanyaku.
“Mm?” tanyanya balik karena volume
musiknya terlalu kencang. “Ireumi mwohaeyo?” tanyaku.
“Ahh, Kim Yugyeom imnida. Baek Yerin,
nde?” tanyanya balik.
“Ah, nde. Bangapseubnida,” balasku,
lagi-lagi dia menjawab dengan senyum kakunya.
“Kau dari Amerika, kan? Berarti sama
dengan Mark hyung” katanya.
“Nde,
kita sudah lama kontakan dan dia mengajarkanku bahasa Korea,” jawabku.
Yugyeom POV
“Nde, kita sudah lama kontakan dan dia
mengajarkanku bahasa Korea,” jawabnya.
Mwo?! Mengapa aku terkejut dan kecewa
begini saat dia mengatakan itu? Perasaanmu aneh, Kim Yugyeom! Sadarlah!
“Kamu kenapa?” tanya yeoja yang
bernama Yerin itu.
“Ah? Aniyo, geunyang… Ani, hehehe,”
cengirku. Dia menatapku aneh.
“Kamu lucu, ya! Hihi,” tawanya. Wah,
liatlah! Senyumnya, wajahnya, cantik sekali!
“Ahh, mukamu memerah” katanya.
“Efek cuaca mungkin, hahaha,”
alasanku. Cepat-cepat aku melihat di kamera handphone-ku.
Ternyata benar! Wajahku memerah. Aigoo.
Istirahatpun tiba…
“Yerin-ah!” panggil Mark hyung dari
depan kelas.
“Ah,
Mark oppa!” Yerin menghampiri Mark hyung dan mengobrol, sempat Yerin
menunjukku.
Yerin POV
“Yerin-ah!” panggil Mark oppa dari
depan kelas.
“Ah, Mark oppa!”
“Gimana? Harimu menyenangkan?”
“Nde,”
“Dimana tempat dudukmu?” tanya Mark
oppa lagi lalu aku menunjuk dimana aku duduk.
“Mwo! Sama Kim Yugyeom?”
“Ish, oppa! Banyak tanya! Memangnya
kenapa? Aku memang harus bersamanya, karena guru Bahasa menghukumnya untuk
mengajarkanku bahasa Korea,”
“Araseo, araseo. Pulang sekolah aku
kerumahmu, ya. Belajar bahasa Korea,”
“Nde, oppa. Annyeong!” lalu Mark oppa
pergi meninggalkan kelas.
Kruyukk,
duh aku lapar… Tapi aku tidak tahu kantin dimana.
Pluk!
“Kajja, ke kantin” ajak namja yang
bernama Yugyeom itu dan tersenyum. Ia merangkulku dan menuntunku kearah kantin.
Saat menuju kantin banyak namja yang
ingin berkenalan denganku tapi Yugyeom menjawab, “nanti saja, kami mau jajan”
lalu mendorongku kearah kanan dan kiri. Sempat aku jatuh karena dorongan Kim
Yugyeom.
“Aww”
“Mianhae, Yerin-ssi” Yugyeom
mengulurkan tangannya dan membantuku bangkit.
“Gomawo” lagi-lagi dia menjawab ucapanku
dengan senyum kakunya. Aishh, dia robot atau apa? Senyum saja kaku, pasti
badannya juga.
Di kantin…
“Aku mau… itu!” tunjukku.
“Kau tahu itu apa?”
“Ani”
“Itu kimbap”
“Ah, itu?”
“Kimchi”
“Itu?”
“Naengmyeon, mi dingin”
“Kamu mau apa?”
“Ah, kimbap dan susu, kamu mau?”
tawarnya dan aku hanya mengangguk bertanda iya. Aku menunggunya ditempat yang
kosong.
“Yerin-ssi?” tanya seorang namja.
“Nd…Nde, nugu?” tanyaku balik.
“Perkenalkan aku Kunpimook Bhuwakul
aka Bambam, tsah!” ia mengibaskan rambutnya. Gaya memperkenalkan dirinya
sangatlah lebay tapi kocak.
“Pft! Hahaha, nde. Bangapseubnida, Bambam-ssi?”
“Nde. Ah, kamu mau jajan apa? Aku
belikan” katanya sambil mengeluarkan dompet miliknya.
“Permisi, Bambam-ssi” tiba-tiba
Yugyeom datang dan bermaksud untuk mengusir Bambam.
“Ah, Yugyeom-ssi” lalu Bambam pergi
dengan gayanya sendiri.
“Maafkan dia, dia abnormal” ejek
Yugyeom bercanda.
“Ahaha, tapi kocak” kataku.
“Ko… Kocak?”
“Nde, wae?”
“Ani, ini pesananmu.”
“Gomawo”
aku mulai melahap kimbapku. “Enak, hihi” lanjutku sambil tertawa.
Yugyeom POV
Pulang sekolah…
“Hujan?” tanya Yerin tampak kecewa.
“Wae? Mari kita bermain!” ajakku.
“Andwae, aku harus belajar bahasa
korea bersama Mark oppa” jawabnya. Baek Yerin, jebal jangan menyebut nama itu
didepanku, rasanya ingin kukeluarkan kata-kata tersebut.
“Haha, bukannya aku yang harus
mengajarmu bahasa korea?”
“Nde, tapi appa menyuruh Mark oppa
juga. Ah, syukurlah aku punya 2 guru bahasa korea” jawabnya tak lupa dengan
senyumnya yang membuatku salting. Saking saltingnya, senyumku terlihat kaku dan
ingin sekali berteriak, “AAAK! BAEK YERIN SARANGHAEYO!!!”
“Yerin-ah!” panggil Mark hyung, segera
Yerin menghampiri Mark hyung dan balik kebangkunya.
“Wae? Tidak pulang dengan Mark hyung?”
tanyaku.
“Ani, Mark oppa ada tugas kerja kelompok
dulu, aku disuruh pulang duluan. Tapi aku lupa bawa payung. Yasudah aku pulang
dulu, annyeong” Yerin pergi begitu saja. Cham! Aku punya payung! Kenapa tidak aku
berikan kepadanya?! Ashh, jeongmal pabboya!
Segera
aku mencari Yerin dan aku berhasil menemukannya di lapangan.
Author POV
Saat Yugyeom menemukan Yerin di lapangan,
Yugyeom langsung memayungkan Yerin dari belakang dan tersenyum. Yerin terkejut
dan melihat Yugyeom yang tepat ada dibelakangnya.
“Yugyeom-ssi~”
“Hehe, tidak baik yeoja hujan-hujanan”
“Ya! Kamu duluan yang mengajakku
hujan-hujanan!”
“Tapi tidak jadi kan?” Yerin hanya
mengangguk malu, Yugyeom merangkul Yerin dan mengantarkan Yerin kerumah.
Didepan rumah…
“Disini rumahku, gomawo Yugyeom-ssi”
“Nde” tapi salah satu dari mereka
belum ada yang pergi malah tatap-tatapan kemudian tertawa bersama.
“Masuklah nanti kamu masuk angin”
suruh Yugyeom.
“Kamu mampir kerumahku dulu ya? Temani
aku hingga Mark oppa datang”
“Bagaimana orang tuamu?”
“Mereka masih di Amerika tapi mereka
besok akan datang ke Korea untuk interview”
“Ah, jadi kamu tinggal bersama siapa?”
tanya Yugyeom dan Yerin mempersilahkan Yugyeom masuk dengan cara membukakan
kode rumahnya.
“Bersama Mark oppa” jawabnya dan
membukakan gerbang rumahnya.
“Wahh, daebak! Megah sekali”
“Hehehe, kamu mau teh?”
“Boleh” jawab Yugyeom tanpa menoleh
kearah Yerin sedikitpun karena masih terkagum-kagum dengan barang-barang
ber-merk yang belum Yugyeom lihat.
Drrt drrt
“Yerin-ssi handphone-mu bergetar”
“Tolong bukakan pesannya!”
“Dari Mark hyung”
“Apa katanya?”
“Dia bakal sampai dirumahmu pukul
19.30”
“Jawab saja, ‘nde oppa, gwaenchana.
Karena Yugyeom sudah menemaniku’” Yugyeom tersenyum mendengar kata-kata Yerin
dan mulai mengetik. Yugyeom membaringkan badannya dan menutupi mukanya dengan kedua
tangannya yang besar dan tertawa sendiri.
“Yugyeom-ssi! Kenapa? Horror sekali”
Yerin tiba-tiba datang dan menyodorkan secangkir teh. Serontak Yugyeom langsung
bangun dari baringannya.
“Gomawo. Ah, aniyo, kamu masih terlalu
kecil untuk mengetahuinya”
“Alasan macam apa itu?”
Hari
semakin lama semakin gelap dan Mark belum juga pulang.
“Yugyeom-ssi,
gomawo sudah menemani. Tapi bentar lagi Mark oppa datang, nanti dia akan
memarahiku jika kamu datang kesini. Bukan maksudku untuk mengusir tapi memang
benar!”
“Nde,
araseo. Aku pulang dulu, ya. Annyeong.”
Yugyeom POV
“Yugyeom-ah!” panggil eomma.
“Wae eomma?” tanyaku.
“Tolong belikan kecap di minimarket”
“Eomma, aku sedang bermain game dan
itu hanya sebungkus kecap, jebal eomma”
“Tolong! Sebentar saja, ppali!”
“Araseo eomma” dengan rasa berat hati
aku pergi beli kecap dan hanya sebungkus kecap.
Setelah pergi beli sebungkus kecap,
aku memutuskan untuk bermain basket dilapangan.
“Dug! Dug!” bermain basket dimalam
hari sangat melelahkan tapi menyenangkan. Aku terduduk dilapangan sambil
memegang bola. Arah jarum jam menunjukkan pukul 10 malam.
“Yugyeom-ssi!” aku langsung melihat
kearah sumber suara dan ternyata dia adalah Yerin.
“Yerin-ssi?”
“Kau sedang apa?” tanyanya balik dan
menyodorkan sekaleng minuman segar.
“Untukku?”
“Nde”
“Kau tidak bersama Mark hyung?”
“Ani, Mark oppa belum pulang semenjak
kau pulang kerumah” jawabnya tanpa menoleh kearahku karena asyik memandangi
bintang di malam hari.
“Kenapa kau tidak bilang? Kalau Mark
hyung belum pulang kerumahmu?”
“Aku tidak mau merepotkanmu makanya
aku tidak meneleponmu untuk menemaniku hehe, tapi tadi asyik lho” jawabnya dan
menoleh kearahku.
“Aigoo, untung kau kesini tidak
apa-apa. Tidak baik yeoja jalan sendiri dimalam hari” kataku sambil
mengelus-elus rambutnya.
“Aku tidak apa-apa, kalau aku masih di
Amerika itu baru tidak boleh, bahkan appa melarangku untuk keluar rumah pada
malam hari”
“Iya, kamu masih terlalu kecil”
“YA!”
“Ahaha, aigoo. Bercanda, Baek
Yerin-ssi” kemudian kami berdua menghabiskan waktu dengan mengobrol dan
memandangi bintang, sekali-kali kami bermain dengan bintang.
“Lihatlah! Bintang itu seperti
kelinci!” teriak Yerin.
“Mana ada!”
“Ishh”
Sekali-kali aku merangkulnya juga dan
kami lelah mengobrol sehingga Yerin tertidur di taman. Aku menatap kearah Yerin,
aku mengelus-elus rambutnya dan menggendongnya sampai didepan rumahnya.
“Baek Yerin-ssi!”
“YA!”
“Yerin-ssi!” aku mulai
mengguncang-guncangkan tubuhnya saat kami sampai didepan rumahnya.
“Ngg?”
“Kunci rumahmu mana?”
“Ani, passwordnya 37…81” jawabnya dengan
nada ngantuk.
“Araseo”
aku langsung membukakan pintu dan membaringkan Yerin ditempat tidurnya.
Yerin POV
Pagi ini aku lihat Mark oppa sedang
membuatkan sarapan untukku dan tentunya untuk dirinya sendiri. Saat diruang
makan Mark oppa tersenyum padaku dan bertanya “sudah bangun? Tidurmu nyenyak?”
Aku melihat sekeliling meja, tataannya
masih gaya orang Amerika padahal aku ingin sekali-kali Mark oppa menata meja
dengan gaya orang Korea, “nde. Oppa pulang jam berapa?”
“Saat Kim Yugyeom mengantarkanmu pulang
dan membaringkanmu ke tempat tidur” jawab Mark oppa tanpa menoleh kearahku dan
memberiku secangkir susu dan sepiring roti bakar.
“Gomawo oppa, ah jinjja? Jadinya aku
tidak belajar bahasa Korea”
“Bukannya Kim Yugyeom yang
mengajarkanmu bahasa Korea?”
“Nde, tapi kemarin dia cuma
mengajariku adat istiadat Korea pokoknya tentang Korea tapi belum sampai bahasa
dan logat-logat orang korea dari berbagai daerah”
“Araseo, ppali habiskan nanti kita
terlambat sekolah” sepanjang pergi ke sekolah aku menceritakan apa yang aku dan
Yugyeom lakukan dari memperkenalkan diri sampai dia mengantarkanku kerumah.
Disekolah…
“Annyeong oppa”
“Annyeong Yerin-ssi” tiba-tiba Yugyeom
ada didepanku tepat didepanku.
“Omona! Ya! Yugyeom-ssi kau membuatku
kaget saja!”
“Mian, tidurmu nyenyak semalam?”
“Nde, malah aku bermimpi ada raksasa
mengguncang-guncangkan tubuhku dan menanyakan kun rumah ku, aku jawab pakai
password dan aku memberitahukan password rumahku, dan tiba-tiba saja aku ada
ditempat tidur, dan raksasa itu…” belum aku selesai ngomong Yugyeom langsung
memotong perkataanku.
“Raksasa itu adalah aku” jawabnya.
“Hehehe, mian Yugyeom-ssi”
“Gwaenchana, aku memang bongsor tak
cocok dengan umurku”
“Makanya jangan sering-sering
meninggikan badan! Lihatlah kita jauh berbeda!”
“Nde
araseo”
“Kamu
tahu? Mark oppa bilang dia tidak akan dirumahku lagi! Orang tuaku akan datang
ke Korea!” lalu kami berdua makin dekat hari demi hari.
Yugyeom POV
Beberapa bulan kemudian…
“Mwoya? Yerin dan Mark… omooo omo omo”
gossip para yeoja yang tak dimengerti para namja mulai terdengar olehku. Ada
apa dengan Yerin dan Mark hyung? Jangan bilang mereka jadian.
“Yerin-ah!” panggil Ahyeon nuna dan
aku melihat mereka dari kejauhan dan mengintip mereka.
“Wae eonni?” tanya Yerin.
“Geunyang, kau benar-benar bersama
Mark?” muka Yerin memerah dan mengangguk malu. Mwo?! Jin… Jinjja?! Michin
Yerin-ssi! Belum selesai mereka mengobrol aku memilih untuk meninggalkan mereka
berdua.
Rasanya kesal sekali, tiap kali Yerin
bertanya padaku aku akan menjawabnya dingin. Kamu tahu rasanya apa yang aku
rasakan? Mungkin lebih baik aku jujur daripada sakit hati. Dan harusnya aku
lakukan lebih awal dari Mark hyung, sial.
“Yugyeom-ssi, waeyo?” tanya Yerin.
“Ani” jawabku sambil membereskan
bukuku.
“Eodiga?” tanyanya lagi.
“Mau tahu saja” jawabku dan pergi,
niatku ingin bolos karena tidak mau melihat Yerin dengan Mark hyung. Muak
rasanya.
Saat dikoridor aku bertemu dengan Mark
hyung dan kami sama-sama terdiam satu sama lain, tapi Mark hyung malah
tersenyum licik padaku dan aku tahu dia ingin mengatakan apa.
“Aku menang” katanya.
“Kau memang menang, hyung. Tapi
cintaku kepada Yerin lebih darimu hyung”
“Ah jinjja? Buktikan! Kalau memang
cintamu lebih dariku kenapa tidak dari awal kau memintanya untuk menjadi
yeojachingumu, hah?”
“Aku malu hyung”
“Ah nde, Kim Yugyeom… nde nde namja
pemalu saat berkenalan dengan yeoja walaupun tidak terlihat pemalu, araseo.
Fighting” katanya dan pergi sambil menepuk pundakku. Maksudnya apa hah? Jinjja.
Untung
hari ini eomma dan appa lembur jadi aku bisa sendirian seharian, aku memilih
untuk tidur dirumah dan tidak ingin kesekolah. Pertama-tama saat Yerin masuk
sekolah aku semangat untuk kesekolah karena ingin bertemu dengannya tapi kini?
Ah lupakan, sekarang aku tidur dulu, aku lelah dengan Yerin dan Mark hyung.
Yerin POV
Sudah berapa minggu Kim Yugyeom tak
masuk dan rasanya sepi. Rasanya sepi… Bentar maksudnya apa? Iya, hampa biasanya
kami bercanda-tawa tapi sekarang? Aku hanya bisa memandangi bangkunya yang ada
disebelahku.
“Kim Yugyeom”
“Nde” aku menjawab panggilan guru
Bahasa dengan suaraku diberat-beratkan. Bambam melihat kebangku Yugyeom.
“Seonsaeng-nim! Yugyeom tidak masuk
tadi Yerin yang menjawab” mendengar perkataan Bambam langsung aku lempar
segulung kertas yang bertulisan, “diam kau.”
“Wae? Tidak masuk lagi?”
“Ani dia sedang ke kamar kecil”
alasanku.
“Araseo, buka buku kalian”
pelajaran-pun dimulai, biasanya saat pelajaran dimulai Yugyeom mulai tertidur
dan bangun saat pelajaran tersebut selesai lalu mendengarkan lagu. Ah, jinjja.
Saat istirahat…
“Yerin-ah!” panggil Mark oppa. Rasanya
malas karena setiap hari Mark oppa datang menghampiriku dan aku ingin yang
menghampiriku adalah Yugyeom.
“Wae oppa?” tanyaku. Mark oppa masuk
dan duduk disebelahku.
“Kau sendiri lagi? Namja pemalu itu
tak masuk lagi?” aku tak menjawab apa yang Mark oppa tanyakan.
“Oppa, mungkin kita putus saja,
karena…”
“Karena apa?! Karena siapa?! Karena
Kim Yugyeom si namja pemalu itu?!”
“Ani, geunyang… Nde, mungkin aku
merasa sudah tidak mencintaimu lagi, akhir-akhir ini aku memikirkan Kim Yugyeom
bukan dirimu oppa” jawabku menahan tangis. “Tapi tapi tapi! Aku sudah fasih
berbahasa korea, jadi terimakasih oppa sudah mengajarkanku bahasa korea hingga
fasih” lanjutku.
“Memang, memang kamu harus berpasangan
dengan Kim Yugyeom. Baiklah, sekarang kita putus dan sana kau samper Kim
Yugyeom dia sekarang ada di ruang basket” mendengar perkataan Mark oppa aku
langsung berlari kearah ruang basket.
Dan ternyata benar! Langsung saja aku
menghampiri Yugyeom, tapi… bentar siapa yeoja itu?
Pluk!
“Dia yeojachingu Yugyeom” bisik
seseorang dari belakang.
“Mark oppa….”
“Dia Park Jimin, yeojachingu Yugyeom”
“Jinjja?” dengan rasa sedih aku
menatap mereka berdua canda-tawa dan pergi.
Mark oppa mengikutiku dari
belakang.
“HAJIMA! OPPA! GEUNYANG HAJIMAYO!” pintaku.
“Wae?”
“Berhenti mengikutiku! Aku cape” Mark
oppa coba mendekatiku dan merangkulku tapi aku mencegah Mark oppa untuk
merangkulku.
“Hajima
oppa! AKU SEKARANG INGIN SENDIRI DULU!” teriakku dan berlari kearah kelas.
Kim
Yugyeom! Kenapa kamu tidak masuk kelas? Malah ada di ruang basket hah? Ahh, aku
frustasi. Sekarang pikiranku hanya ada Yugyeom seorang.
Yugyeom POV
Sepertinya Yerin cemburu melihatku
dengan Jimin, padahal kami bukan sepasang kekasih. Aku hanya meminta Jimin
untuk menjadi yeojachinguku, tapi itu tidak benar.
“Yugyeom-ssi” panggil Jimin.
“Nde, aku tahu. Yerin cemburu melihat
kita padahal kita sedang mengobrol tentang hal lain” jawabku.
“Hahaha, lagi-lagi kamu menebak
pikiranku” katanya.
“Kim Yugyeom dong, hebat” pujiku.
“Ya! Mwoya!” Jimin menjitak kepalaku.
“Araseo, aku ke kelas dulu” aku
membawa tasku.
“Tumben” langsung saja aku menjitak
kepala Jimin.
“Gomawo, Jimin-ssi. Dengan ini aku
bisa mendekati Yerin lagi” aku tersenyum dan pergi.
“Nde annyeong!” teriak Jimin.
Dikelas aku masuk dan semua orang dikelas
langsung melihat kearahku.
“Wae?” tanyaku.
“Kau kemana saja? Sudah berapa minggu
kau tidak sekolah?” tanya Bambam.
“Aku masuk, tapi hanya ada di ruang
basket” jawabku dan menaruh tas ditempatku.
Aku melihat Yerin yang sedang
tidur, tapi… aku mendengar suara tangisan dari Yerin dan menyebut-nyebut
namaku. Aku menunjuk kearah diriku sendiri saat Yerin menyebut namaku.
“YUGYEOM-SSI! PABBOYAAAA! HAAAA”
teriak Yerin yang menyadari aku berada disampingnya dan menangis seperti anak
kecil.
“Wae wae?” tanyaku sambil menenangkan
Yerin dengan mengelus-elus punggungnya.
“PABBO! PABBO!!! ISHHH!” Yerin malah
memukulku. “SANA PERGI KE YEOJACHINGUMU!” pinta Yerin.
“Yerin-ssi…”
“HAJIMA! Aku tidak ingin mendengarkan
apa-apa darimu!” kemudian Yerin melanjutkan tangisannya.
“Yerin-ssi, terserah kamu mau dengar
apa tidak. Aku menyuruh Jimin untuk menjadi yeojachingumu agar kamu memikirkanku
dan… aku tidak ingin melihatmu bersama Mark hyung”
“Lalu?”
“Kau mendengarkannya? Bagaimana
hubunganmu dengan Mark hyung?” aku sempat lega saat Yerin mendengar omonganku.
“Kami putus, karena aku memikirkanmu
Kim Yugyeom! Hanya kamu seorang!!” teriak Yerin.
“Ssst, jangan keras-keras” aku menutup
mulut Yerin dan menatap Yerin.
“Uljima, Yerin-ssi. Mulai sekarang aku
akan ada disampingmu,” kataku dan menghapus air mata Yerin.
“Jan… Janji?” Yerin mengeluarkan jari
kelingkingnya dan jari kelingking kami menyatu bertanda “janji.”
“Yugyeom-ssi, saranghae…”
“Nado saranghae, Baek Yerin. You are
my first love, Yerin-ssi,” lalu kami berdua saling berpelukan dan suasana
dikelas mulai ramai saat melihat kami berdua berpelukkan. Dan kami menatap satu
sama lain juga tersenyum.
“Aku janji, tak ada namja yang
kucintai selain Kim Yugyeom”
“Aku janji, tak ada yeoja yang
kucintai selain Baek Yerin, dan aku akan melindunginya panas ataupun dingin.
Yang terutama aku bisa membuatnya bersamaku bahagia,” Yerin memandangku dan
memelukku lagi.
Yerin-ssi jeongmal
saranghaeyo, jangan pernah bersama namja lain lagi batinku dan mencium
bibir Yerin.
-END-
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oke ini garing banget /? ini FF pertama aku yang di publikasi dan aku seneng:'> semoga banyak suka, aamiin (?).